Pengawet Organik: Senyawa Sorbat

Asam sorbat merupakan asam lemak monokarboksilat yang berantai lurus dan mempunyai ikatan tidak jenuh, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak mempengaruhi bioavibilitas. Asam sorbat secara alami terdapat pada buah-buahan beri, khususnya dalam buah Sorbus aucuparia. Asam sorbat efektif terhadap kapang, khamir, dan beberapa bakteri. Namun, ke-efektifan asam sorbat dipengaruhi oleh pH, Aw, kontaminasi, proses, suhu, bahan tambahan lain, kemasan, jumlah mikroba awal dan jenis serta tingkat sanitasi dan lama penyimpanan.


Asam dan garam sorbat tidak hanya diterapkan pada produk pangan secara langsung, tetapi juga dapat digunakan sebagai coating (pelapis) produk pangan. Seperti pada asam benzoat, asam sorbat juga aktif pada pH rendah (bentuk tidak terdisosiasi) dan keaktifannya menurun seiring peningkatan pH. Pengaruh pH terhadap penguraian asam sorbat dapat dilihat di tabel berikut:

pH
Asam yang tidak terdisosiasi (%)
3
98
4
86
5
37
6
6
7
0.6

Senyawa sorbat pada umumnya juga digunakan dalam bentuk garamnya, seperti: natrium srbat, kalsium sorbat, dan kalium sorbat.

Senyawa
Sifat Khas
pH efektif
Asam Sorbat
Berbau Khas
< 4.8
Natrium Sorbat
Kelarutan dalam air suhu 25oC sebesar 320 g/L dan bentuk aktif sebagai pengawet 83.6%
4.8
Kalium Sorbat
Berbau Khas, Mudah larut dalam air dibandingkan asam atau kalsium (sering digunakan sebagai pengawet)
< 6.5
Kalsium Sorbat
Larut dalam air (kelarutannya 120 g/L dengan bentuk aktifnya sebagai pengawet 74.2%)
4.8

Mekanisme kerja asam sorbat sebagai pengawet produk pangan, antara lain: memperpanjang fase lag mikrob, menghambat pengangkutan karbohidrat, menganggu fosforilasi oksidatif, dan mencegah kerja enzim dehidrogenase terhadap asam lemak. Struktur α-diena pada asam sorbat dapat mencegah oksidasi asam lemak dan dapat dimetabolisme sendiri oleh hewan. Oleh sebab itu, asam sorbat sering digunakan pada produk keji, butter, yoghurt, pickle, cake filling, cake topping, ikan asin/asap, pie crusts, roti, adonan kue, margarin, susu cokelat, sosis kering, dan salad dressing.

Asam sorbat dapat memberikan efek sinergis jika digunakan bersama dengan natrium nitrit. Penambahan kalium sorbat sebanyak 0.26% dengan natrium nitrit 40 ppm dapat meningkatkan kemampuan inaktivasi Clostridium botulinum yang setara dengan penambahan tunggal natrium nitrit pada konsentrasi 120 ppm.

Pengawet ini mempunyai aktivitas penghambatan terhadap Brettanomyces, Candida, Hansenula, Pichia, Saccharomyces, Torulaspora, beberapa ZygosaccharomycesAlternaria, Botrytis, Cladosporium, Fusarium, Mucor, & Rhizopus. Nilai MIC asam sorbat dapat dilihat sebagai berikut:

Khamir
pH media
MIC (ppm)
Saccharomyces cerevisiae
3
25
Saccharomyces ellipsoideus
3.5
50-200
Hansenula anomala
5
500
Brettanomyces versatilis
4.6
200
Byssochlamys fulva
3.5
50-250
Rhodotorula sp.
4.0-5.0
100-200
Torulopsis holmii
4.6
400
Torula lipolytica
5.0
100-200
Kloeckera apiculata
3.5-4.0
100-200
Candida kursei
3.4
100
Candida lipolytica
5.0
100

Beberapa bakteri asam asetat dan laktat resisten terhadap jenis pengawet ini seperti Penicillium. Sedangkan, nilai ADI pengawet ini adalah 0-25 mg/kg bobot badan. Nilai LD50 asam sorbat pada tikus secara oral yaitu 7360 mg/kg.

Sumber: Wijaya CH, Mulyono N, Afandi FA. 2012. Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Bogor(ID): IPB Press

No comments:

Post a Comment

@templatesyard