Secara
alami, senyawa benzoat terdapat dalam buah carnberries dan plum (Indo: buah prem)
serta rempah-rempah, seperti cengkeh dan kayu manis. Asam benzoat (C6H5COOH) merupakan
bahan pengawet dari senyawa benzoat yang biasanya berbentuk kristal atau powder (serbuk).
Asam benzoat sering digunakan pada pangan asam tinggi antara lain: jus buah, sirup,
minuman bersoda, pie, pickles, jam, jelly, bread filling dan pengawet dalam pengolahan produk ikan. Ketika
dalam bentuk tidak berdisosiasi, asam benzoat bersifat bakteriostatis dan fungistatis,
artinya penghambatan pertumbuhan kapang, khamir, dan beberapa jenis bakteri. Selain
itu, asam benzoat dapat bersifat antimycotic
dimana dapat mencegah produksi aflatoksin oleh kapang Aspergillus flavus. Senyawa ini efektivitas pada pH produk pangan
sekitar 2.5-4.0. Nilai pKa asam benzoat adalah 4.2, sehingga pada PH 4.0,
sebanyak 60% senyawa ini berada dalam bentuk tidak berdisosiasi. Mekanisme
kerja pengawet ini adalah menghambat enzim fosfofruktokinase pada fermentasi
glukosa oleh mikroba.
pH
|
Asam yang tidak berdisosiasi (%)
|
3
|
94
|
4
|
60
|
5
|
13
|
6
|
1.5
|
Pada umumnya, garam
benzoat lebih banyak digunakan daripada bentuk asamnya. Hal tersebut disebabkan
garam benzoat tidak berbau dan lebih mudah larut daripada asamnya. Asam benzoat
berbau khas seperti bau benzaldehida, sedangkan garamnya tidak. Selain itu,
natrium benzoat tidak memiliki efek teratogenik dan mutagenik.
Senyawa
|
Sifat
khas
|
pH
|
Asam
benzoat
|
Agak berbau benzaldehida, agak mudah
menguap pada suhu hangat dan mudah menguap pada suhu tinggi
|
2.5-4.0
|
Natrium
benzoat
|
Tidak berbau dan stabil di udara, tapi
memiliki rasa manis dan astringent
|
≤ 4.8
|
Kalium
benzoat
|
-
|
≤ 4.2
|
Kalsium
benzoat
|
-
|
≤ 4.2
|
Takaran efektif
pemakaian senyawa benzoat sebagai pengawet adalah 0.05-0.1%. Hal ini berarti
bahwa batas pemakaian efektif lebih kecil dibandingkan batas maksimum yang
diizinkan oleh CAC dan Depkes. Penggunaan yang berlebihan pada senyawa benzoat
akan memberikan rasa getir.
Asam benzoat, garam
natrium, dan kaliumnya dimetabolisme oleh tubuh dan diekskresikan dalam waktu
24 jam. Oleh karena itu, senyawa ini tidak terakumulasi dalam tubuh. Asam
benzoat akan bereaksi dengan glisin menjadi asam hipurat yang akan dibuang oleh
tubuh melalui urin. LD50 natrium benzoat pada tikus secara oral
adalah 4700 mg/kg. Nilai ADI asam benzoat dan garamnya adalah 0-5 mg/kg bobot
badan.
Pencampuran garam
benzoat dan acidulant pada produk pangan harus dilakukan secara terpisah untuk
menghindari terjadinya pengendapan asam benzoat. Pada umumnya, garam benzoat
dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudian baru ditambahkan komponen bahan
pangan lainnya, dan terakhir baru ditambahkan oleh acidulant.
Penambahan natrium
benzoat sebanyak 4% dalam edible film
berbasis campuran metil selulosa dan kitosan menghasilkan edible film yang dapat menghambat pertumbuhan Penicillium notatum dan Rhodotorula
rubra. Uji FTIR (Fourier Transfromed
Infra Red) menunjukkan bahwa gugus karboksil dari ion benzoat akan
berinteraksi dengan gugus amina dari kitosan.
Penggunaan senyawa
benzoat pada produk pangan yang mengandung vitamin C tingggi (juga asam
eritrobat) dapat menyebabkan terbentuknya benzen (senyawa karsinogenik pemicu
leukimia). Cahaya dan suhu tinggi dapat mempercepat pembentukan benzen,
sedangkan gula dan EDTA dapat menghambatnya.
Sumber: Wijaya CH, Mulyono N, Afandi FA. 2012. Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Bogor(ID) : IPB Press
Pengawet
|
Kelarutan
(g/100 ml)
|
Bentuk
|
Warna
|
pKa
|
||
Air
|
Etanol
|
Minyak
|
||||
Asam
Benzoat
|
Sukar
larut
|
Mudah
larut
|
Larut
|
Kristal/Hablur
|
Putih
|
4.19
|
Natrium
Benzoat
|
Mudah
larut
|
Agak
sukar larut
|
Mudah
larut
|
Serbuk/Hablur
|
Putih
|
-
|
Kalium
Banzoat
|
Larut
|
Larut
|
-
|
Kristal
|
Putih
|
-
|
Kalsium
Banzoat
|
Larut
|
Larut
|
-
|
Kristal
|
Putih
|
-
|
Sumber: Wijaya CH, Mulyono N, Afandi FA. 2012. Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Bogor(ID) : IPB Press
No comments:
Post a Comment